Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep
CORE: Jelang Natal, pasokan
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-18 04:35:43【Resep】937 orang sudah membaca
PerkenalanPengamat ekonomi dari Center of Reform on Economics (Core) Yusuf Rendy Manilet. ANTARA/HO-Core/am.se

sejumlah komoditas pangan telah menunjukkan tekanan musiman menjelang Natal dan tahun baru, di antaranya cabai, beras dan bawang
Jakarta (ANTARA) - Ekonom Center of Reform on Economics(CORE) Yusuf Rendy Manilet mengimbau pemerintah untuk menjaga pasokan dan distribusi pangan strategis menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 agar inflasi tetap terkendali dalam sasaran.
Saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa, Yusuf Rendy Manilet menjelaskan sejumlah komoditas pangan telah menunjukkan tekanan musiman menjelang Natal dan tahun baru, di antaranya cabai, beras dan bawang yang mulai mengalami kenaikan harga di sejumlah daerah.
“Karena itu, perhatian utama pemerintah dan Bank Indonesia (BI) ke depan adalah menjaga kelancaran distribusi dan memastikan pasokan pangan strategis tetap mencukupi sampai akhir tahun,” kata Yusuf.
Permintaan terhadap telur dan daging ayam memperlihatkan peningkatan, yang diharapkan menjadi efek dari pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Namun, Yusuf mengingatkan, efek program ini terhadap inflasi perlu dilihat secara hati-hati.
Pasalnya, program belum terealisasi penuh dan relatif masih terbatas di sejumlah daerah, sehingga dampaknya terhadap harga sejauh ini belum terlalu besar.
“Namun, jika realisasi meningkat, penting untuk mengamankan pasokan agar ngak menimbulkan tekanan harga di sisi bahan pangan hewani,” tuturnya.
Sebagaimana laporan Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Indonesia mengalami inflasi tahunan sebesar 2,86 persen year-on-year (yoy) pada Oktober 2025.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan terbesar disumbang oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang naik 4,99 persen yoy dengan andil inflasi 1,43 persen. Komoditas yang paling berpengaruh dalam kelompok tersebut ialah cabai merah, diikuti beras dan bawang merah.
Sementara menurut komponen, seluruh komponen mengalami inflasi, baik komponen inti, komponen harga diatur pemerintah, maupun komponen harga bergejolak (volatile food), dengan inflasi tertinggi tercatat pada komponen harga bergejolak.
Komponen harga bergejolak mengalami inflasi sebesar 6,59 persen dengan andil inflasi sebesar 1,05 persen. Komoditas yang memberikan andil inflasi adalah cabai merah, beras, bawang merah dan daging ayam ras.
Sedangkan komponen inti tercatat mengalami inflasi tahunan 2,36 persen dengan kontribusi terhadap inflasi umum sebesar 1,52 persen dan komponen harga diatur pemerintah naik 1,45 persen dengan andil inflasi 0,29 persen.
Baca juga: Ekonom: RI perlu daya tawar lebih agar AS beri tarif rendah bagi sawit
Baca juga: Ekonom tegaskan pentingnya akuntabilitas dan transparansi kebijakan
Baca juga: Ekonom tekankan perlindungan pekerja terdampak aktivitas bisnis
Suka(72)
Artikel Terkait
- Wamen Kabinet Merah Putih dukung ajang JMFW 2026
- Kepala BPOM jelaskan potensi pengembangan ATMP ke mahasiswa Beijing
- SPPG Polresta Pati minta maaf atas kendala distribusi MBG
- KLH ungkap kondisi Tanjung Perak usai kedatangan kontainer Cs
- Kiat menghindari penyakit semasa banjir
- Celios dorong penguatan industri besi hingga mamin jaga ekspor RI
- Pemerintah perkuat tata kelola Program MBG lewat tim koordinasi khusus
- SPPG Tanbu perketat pengawasan kualitas MBG sebelum didistribusikan
- Singapura tarik produk kismis usai ditemukan alergen
- Pemkab Jayapura perkuat mutu dan keamanan pangan di dapur MBG
Resep Populer
Rekomendasi

Sari Murni Group investasi di Vietnam perkuat ekspansi ke pasar global

Ini kata SPPG Meruya Selatan terkait asal menu beracun pada MBG

2.031 anak terima manfaat MBG Polres Solok Selatan

Menkopolhukam serahkan tali asih ke tokoh masyarakat di Jayapura

Sari Murni Group investasi di Vietnam perkuat ekspansi ke pasar global

Pemkab Bantul kumpulkan pengelola SPPG untuk evaluasi MBG

BPS ungkap Oktober selalu alami inflasi bulanan, kecuali pada 2022

Program MBG di Banjarmasin telah menyasar 66 ribu penerima manfaat